Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain rishi dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /home/voxclear/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Demam Berdarah Tidak Pandang Usia: Apa Saja Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya? – VoxClear.id

Demam Berdarah Tidak Pandang Usia: Apa Saja Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya?

Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menjadi sorotan di tengah perubahan iklim yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Musim yang ditandai dengan meningkatnya curah hujan yang terjadi di berbagai daerah membuat penyakit demam berdarah melonjak. Nyamuk ini berkembang biak di tempat-tempat kotor seperti di genangan air, pot bunga, kaleng bekas, dan bak mandi yang tidak tertutup. 

Pemerintah dan petugas kesehatan terus menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah tempat berkembang biaknya nyamuk. Langkah sederhana seperti menguras air bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan membuang barang bekas yang dapat menampung air hujan, kita bisa mencegah penyebaran demam berdarah. 

Dikutip dari laman halodoc inilah gejala, penyebab, dan pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah demam berdarah.

Gejala Demam Berdarah

Biasanya gejala DBD ini akan muncul mulai dari 4 hingga 10 hari setelah mendapatkan gigitan nyamuk. Penyakit ini dapat menyebabkan demam tinggi hingga 40 derajat Celcius. Nah, berikut ciri-ciri demam berdarah yang perlu diwaspadai:

  1. Demam Tinggi

Gejala awal yang paling umum dari demam berdarah adalah demam tinggi secara mendadak, biasanya suhu tubuh diatas 38 derajat Celcius. Demam ini bisa disertai dengan menggigil dan dapat berlangsung selama 2 hingga 7 hari. 

  1. Nyeri Otot dan Sendi

Banyak pasien demam berdarah yang mengalami nyeri otot dan sendi yang parah, sehingga sering disebut “demam bone-breaking”. Nyeri ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri otot dan sendi ini merupakan salah satu ciri-ciri demam berdarah yang paling umum dialami sebagai gejala demam berdarah.

  1. Ruam Kulit

Ciri-ciri demam berdarah juga berkaitan dengan masalah kulit. DBD bisa menimbulkan ruam kulit dan biasanya muncul beberapa hari setelah demam berdarah yang dialami.

  1. Mual dan Muntah

Mual dan muntah bisa mempengaruhi asupan makanan dan cairan. Hall ini terjadi karena respon tubuh terhadap infeksi dan bisa menyebabkan dehidrasi. Ciri-ciri demam berdarah yang satu ini umum terjadi di berbagai penyakit lain.

  1. Ciri-ciri Demam Berdarah yang Perlu Diwaspadai

Seperti sakit kepala, sakit di pinggang, kelenjar bengkak, nyeri perut, perubahan tekanan darah,dan penurunan jumlah trombosit. 

Penyebab Demam Berdarah

DBD disebabkan oleh dua nyamuk yang bisa menularkan virus, yakni Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Dua jenis nyamuk ini yang paling sering menyebarkan virus dengue ini umumnya ada di dalam maupun di sekitar pemukiman. Ketika nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi virus dengue, virus tersebut masuk ke dalam nyamuk. Kemudian, ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit orang lain, virus memasuki aliran darah orang itu dan menyebabkan infeksi hingga gejala DBD muncul. 

Setelah seseorang sembuh dari penyakit ini, ia akan memiliki kekebalan jangka panjang terhadap jenis virus yang menginfeksinya, tetapi tidak terhadap tiga jenis virus demam berdarah lainnya. Ini berarti, kamu bisa dapat terinfeksi lagi di masa depan oleh salah satu dari tiga jenis virus lainnya. Risiko kamu terkena penyakit ini dengan tingkat yang parah akan meningkat jika kamu terkena demam berdarah untuk kedua, ketiga atau keempat kalinya. 

Pencegahan Demam Berdarah

Jika kamu tinggal atau berpergian ke daerah yang sering terkena penyakit ini, tips berikut dapat membantu mengurangi risiko gigitan nyamuk:

  1. Tutup Ventilasi Saat Pagi dan Senja

Gunakan Air Conditioner (AC) atau kelambu pada ventilasi dan tempat tidur. Selain itu, nyamuk yang membawa virus dengue paling aktif dari fajar hingga senja, tetapi mereka juga dapat menggigit pada malam hari.

  1. Kenakan Pakaian Tertutup

Kenakan pakaian pelindung saat kamu pergi ke daerah yang banyak nyamuk, kenakan baju lengan panjang, celana panjang, kaos kaki, dan sepatu.

  1. Gunakan Obat NyamukGunakan obat nyamuk seperti permetrin karena mereka dapat digunakan pada pakaian, sepatu, perlengkapan berkemah, dan kelambu. Kamu juga dapat membeli pakaian yang terbuat dengan permetrin yang sudah ada di dalamnya. Untuk kulit, gunakan repellent yang mengandung setidaknya 10 persen konsentrasi  N, N-Dietil-m-toluamida (DEET).
  1. Basmi Habitat NyamukMengurangi habitat nyamuk dengan menutup genangan air. Nyamuk yang membawa virus dengue biasanya hidup di dalam dan di sekitar rumah, berkembang biak di genangan air yang dapat berkumpul di ban mobil bekas.Kamu dapat membantu menurunkan populasi nyamuk dengan menghilangkan habitat tempat mereka bertelur. Setidaknya seminggu sekali, wadah kosong dan bersih yang menampung genangan air, seperti wadah tanam, piring hewan, dan vas bunga. Jaga agar wadah air tetap tertutup di antara pembersihan.
  1. Vaksin Dengue

Saat ini, vaksin Dengvaxia (CYD-TDV) telah tersedia di beberapa negara untuk pencegahan DBD pada individu yang pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya, berusia 9-45 tahun.

Demam berdarah merupakan penyakit serius yang dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, baik anak-anak maupun orang dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejala umumnya meliputi demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, ruam, serta pendarahan ringan seperti mimisan atau gusi berdarah. Pencegahan demam berdarah sangat bergantung pada upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), menjaga kebersihan lingkungan, dan menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu, obat nyamuk, atau pakaian tertutup. Kesadaran dan tindakan pencegahan sejak dini sangat penting untuk menekan penyebaran penyakit ini.

Editor: Bernadetha Natasya Mega Pramana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *